Thursday, October 27, 2011

smile + laugh = HEALTHY & HAPPY!

Ini merupakan Konsep yang akan kami realisasikan pada saat mata kuliah Kreativitas

Kelompok        : Kartika Sari Anggraini 081301029
                          Lia Hairani                  101301001
                          Tika Ramadhani          101301018

Nama kegiatan : Cakap-Cakap Lawak-Lawak

Tema                : Betapa Pentingnya Tersenyum dan Tertawa

Metode           : Diskusi Interaktif dan Pemutaran Video.

Tujuan            :
Dengan diskusi intraktif diharapkan para mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa yang mengambil mata kuliah kreativitas, dapat kembali menyadari pentingnya tersenyum dan tertawa. Mahasiswa juga mampu membuat perubahan di dalam dirinya dengan tertawa dan dapat menularkannya pada orang lain.

Prosedur        :
Pertama-tama, seluruh mahasiwa diminta untuk duduk dengan membentuk lingkaran, ini bertujuan agar seluruh mahasiswa dapat melihat wajah teman-temannya yang lain. Setelah itu diskusi dibuka dengan pemutaran video terlebih dahulu. Lalu diskusi dimulai dan diakhiri dengan pemutaran video kembali.

Materi        : 
Ketika seseorang tersenyum betapapun sedang tidak bahagianya orang tersebut, maka otak akan mengeluarkan sejumlah zat kimia yang tak hanya meningkatkan sistem kekebalan tubuh, tapi sekaligus juga membuat perasaan menjadi tenang, tentram, nyaman dan bahagia atau memberi daya angkat beban jiwa bagi kondisi psikologis seseorang.
Lebih menakjubkan lagi beberapa riset mengatakan bahwa biar pun hanya diinstruksikan menampilkan wajah yang tersenyum, seseorang akan memperoleh manfaat psikologis yang sama dengan orang yang sungguh-sungguh tersenyum.
Dengan kata lain meski hanya berpura-pura bahagia tapi dengan senyuman, orang dapat membuat dirinya menjadi lebih sehat dan bahagia betulan. Inilah yang membuat proses penuaan seseorang menjadi terhambat.

Kehilangan 385 Tawa
Manfaat yang diperoleh dari senyum, menurut para ahli, ternyata akan semakin berlipat ganda bila ditambah dengan tawa. Sebagaimana diungkap Joan Coggin, M.D., seorang kardiolog di University School of Medicine, Loma Linda, Amerika Serikat, kanak-kanak rata-rata tertawa 400 kali dalam sehari. Sedang orang dewasa rata-rata hanya tertawa 15 kali saja sehari. Itu berarti manusia dewasa kehilangan 385 tawa seiring dengan bertambahnya umur. "Padahal berbukti, tertawa bermanfaat bagi kesehatan," kata Coggin.
Merujuk hasil riset yang pernah dilakukannya, doktor bidang medis itu menjelaskan, tertawa memberikan relaksasi dan mengurangi stres.
"Setelah meninggikan sampai jumlah tertentu tekanan darah dan irama jantung, tertawa langsung menurunkannya lagi sehingga sensor-sensor perseptif meningkat dan menyebabkan Anda sanggup menghadapi tugas dengan lebih baik," paparnya.
Dari riset yang lain, psikolog Alice M. Isen, Ph.D., dari Cornell University juga menyimpulkan, mereka yang banyak menonton film komedi mampu secara lebih baik menemukan solusi kreatif dalam memecahkan soal-soal 'puzzle'.
Sedang studi yang dilakukan William Fry, M.D., profesor dari Stanford University, menunjukkan bahwa tertawa meningkatkan detak jantung dan memperbaiki sirkulasi di jaringan otot yang membantu perjalanan nutrisi-nutrisi dan oksigen ke dalam jaringan tubuh.
Menurut para ahli itu, 20 menit terbahak-bahak tertawa, setingkat dengan lima menit aerobik dalam gerakan mendayung bahkan ada juga yang berpendapat, tertawa 1 menit sebanding dengan bersepeda 15 menit.


Jika membaca konsep ini mungkin akan terkesan kegiatan ini biasa saja. Tetapi, kami akan memberikan kejutan-kejutan kecil dalam pelaksanaannya nanti.  
Just wait n see!

Sunday, October 16, 2011

Lets Answering Questions!

Hal 28
1. Kreativitas dibutuhkan selain dalam bidang pendidikan, juga bidang ekonomi, kesehatan, politik, budaya dan sosial. Di Indonesia sendiri menurut saya kreativitas di bidang ekonomi sangat diperlukan, karena seperti kita ketahui di Indonesia sangat banyak populasi penduduk miskin, dengan dikembangkannya kreativitas para penduduk miskin tersebut, diharapkan mereka akan bisa memperbaiki ekonomi keluarganya. Contohnya, mereka dapat mengolah barang bekas menjadi sesuatu yang bisa dipergunakan lagi dan dapat dijual.
3. Kendala utama yang menghambat studi tentang kreativitas dan penerapannya adalah kreativitas sering diasumsikan sebagai sesuatu yang diwariskan oleh orang yang berbakat/genius. Padahal seperti yang dipaparkan di buku, bahwa kreativitas itu memiliki banyak faktor. Faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam pengembangan kreativitas tidak hanya factor genetis saja.
Selain itu terpakunya kreativitas pada tes-tes intelejensi yang diberikan di sekolah. Kebanyakan orang berasumsi bahwa seseorang yang memiliki intelejensi tinggi akan memiliki kreativitas yang tinggi pula. Namun kenyataannya tidak seperti itu, orang yang kreatif tidak harus selalu memiliki intelejensia yang tinggi.

4. Dalam kreativitas
- Aptitude traits               : orisinalitas dalam berpikir, kelenturan, kelancaran.
- Non-Aptitude traits      : kepercayaan diri, keuletan, kemandirian
Keduanya sangat penting dikembangkan karena ada korelasi pada keduanya, bahwa anak yang berbakat ketika ia memiliki orisinalitas dalam berpikir, maka sebaiknya itu didukung dengan kepercayaan diri sehingga akan menghasilkan sesuatu yang “out of the box” 

6.   Defenisi keterbakatan menurut USOE :
“anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang professional diidentifikasikan sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan – kemampuan yang unggul. Anak – anak tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensial dan / atau pelayanan diluar jangkauan program sekolah biasa agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri.Kemampuan – kemampuan tersebut ,baik secara potensial maupun yang telah nyata meliputi :
kemampuan intelektual umum
kemampuan akademik khusus
kemampuan berfikir kreatif – produktif
kemampuan memimpin
kemampuan dalam salah satu bidang seni
kemampuan psikomotor (seperti dalam olahraga).”

Kelebihan dari defenisi diatas adalah dengan defenisi ini kita jadi mengetahui bahwa dibutuhkan program-program untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan unggu anak.
Kekurangan dari defenisi ini adalah defenisi ini mengabaikan motivasi atau task-commitment sebagai ciri afektif yang penting pada orang berbakat.

7.  Three – Ring Conception dari Renzulli dan kawan – kawan (1981) yang menyatakan bahwa ada tiga ciri pokok yang merupakan kriteria keberbakatan yang terkait antara :
-    Kemampuan umum diatas rata – rata  : Adanya anggapan bahwa hanya kecerdasan yang diukur dengan prestasi belajar yang menentukan keterbakatan dan produktivitas kreatif seseorang.
-  Kreativitas : Sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru,memberikan gagasan yang baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah.
-   Pengikat diri terhadap tugas : Sebagai bentuk motivasi yang internal yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya ,meskipun mengalami macam – macam rintangan , menyelesaikan tugas menjadi tanggung jawabnya, karena ia telah  mengikatkan diri terhadap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri.

   Ada juga tiga kriteria berbakat menurut Renzulli, yaitu :
-          Harus berdasarkan riset tentang karakteristik orang berbakat
-          Memberikan arah dalam seleksi dan prosedur identifikasi
-          Memberikan arah dan berkaitan dengan praktek program

8.   Rumus keterbakatan menurut saya:
Adanya kemampuan umum diatas rata-rata + memiliki banyak ide baru + adanya motivasi instrinsik (task commitment) = kreatif/ berbakat

9. Rogers (1962, dalam buku “Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat” oleh Munandar) menekankan bahwa sumber dari kreativitas adalah kecendrungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.
Menurut saya, tiga tokoh teladan dalam keunggulan kreatif di Indonesia adalah B.J. Habibie, Pandji Pragiwaksono dan Sujiwo Tejo.


Hal 52
2.   Bagaimana teori psikoanalisa menjelaskan kinerja kreatif individu, menurut Freud , Kris , dan Jung adalah bahwa Pada umumnya teori- teori psikoanalisis melihat kreativitas sebagai produk dari ketidaksadaran. Menurut Freud, proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tidak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide – ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Orang hanya didorong untuk menjadi kreatif jika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual secara langsung. Sedangkan menurut Kris,ia lebih menekankan pada mekanisme pertahanan regresi. Jika seseorang mampu untuk “regress” ke kerangka berpikir atau pola perilaku seperti anak, rintangan antara alam pikiran sadar dan tidak sadar menjadi kurang, sehingga mereka mampu memanggil bahn-bahan kreatif dari alam bawah sadarnya. dan menurut Jung yang juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Karena dari ketidaksadaran ini timbul lah penemuan ,teori ,seni dan karya yang baru.

5.  Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
-    Keterbukaan terhadap pengalaman
-   Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
-    Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Dan kondisi eksternal Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis.

6.  Ciri – ciri umum kepribadian yang kreatif menurut hasil penelitian adalah berani dalam pendirian/ keyakinan, melit (ingin tahu), mandiri dalam berpikir dan mempertimbangkan, bersibuk diri terus menerus dengan kerjanya, intuitif, ulet, tidak bersedia menerima pendapat dari otoritas begitu saja. Tetapi kenyataannya, bahwa guru dan orang tua lebih menginginkan perilaku sopan, rajin dan patuh dari anak, ciri-ciri yang tidak berkaitan dengan kreativitas.

9. Rencana kegiatan belajar para siswa berbakat berdasarkan strategi 4P untuk mengembangkan kreativitas.
Pertama, anak harus mengetahui dirinya sendiri terlebih dahulu, apa kesenangan dan minatnya. Yaitu dengan menuliskannya di sebuah kertas.
Kedua, anak diberi kesempatan untuk merancang sesuatu yang berkaitan dengan kesenangan yang telah ia tuliskan di awal.
Ketiga, anak diharuskan merealisasikan apa yang telah ia rancang.
Keempat, anak harus menghasilkan sebuah karya dari kesenangan dan minat ia tersebut.

Hal 74
2. Perbedaan anak yang precocious dan anak yang prodiguous yaitu; anak precocious adalah anak yang mampu melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan oleh mereka yang usia nya lebih tinggi. Contoh di sekitar saya adalah anak kecil yang sudah bekerja di jalanan demi menghasilkan uang. Sedangkan anak yang prodigious ialah anak yang prestasinya luar biasa dan langka sehingga sangat menakjubkan. Anak prodigious belum tentu IQ nya sangat tinggi. Contohnya, teman saya yang sudah dikenal namanya sebagai fotografer di usia 22tahun, bahkan sampai prestasinya ke Presiden RI. Padahal, IQ teman saya ini tidaklah diatas rata-rata.

8. Skala Renzulli – Hartman untuk menilai karakteristik perilaku siswa berbakat harus diisi oleh guru meliputi beberapa sub – skala,yang terdiri atas 4 skala , 3 diantaranya sesuai dengan definisi Renzulli tentang keberbakatan,yaitu ciri kemampuan intelektual umum , ciri pengikatan diri terhadap tugas dan ciri kreativitas. Keempat sub-skala tersebut ialah untuk menilai / mengukur 1) Ciri-ciri intelektual umum, 2) ciri-ciri motivasi 3)ciri-ciri kreativitas 4) ciri-ciri kepemimpinan

Hal 97
1.  Teori dari Amabile tentang Persimpangan Kreativitas (Creativity Intersection) ialah dimana keberhasilan kreatif adalah persimpangan (intersection) antara keterampilan anak dalam bidang tertentu (domain skills), keterampilan berfikir dan bekerja kreatif dan motivasi intristik dapat juga disebut motivasi batin. 


3. Hasil penelitian Dacey menunjukkan peran besar dari lingkungan keluarga dalam anak berkreativitas, dalam keluarga yang mempunyai anak remaja yang kreatif tidak banyak aturan yang diberlakukan dalam keluarga dibanding dengan keluarga yang biasa. Faktor genetis juga berpengaruh karena dimana remaja yang tinggi tingkat kreatifnya, pasti orangtua dinilai sangat kreatif juga. Humor juga merupakan ciri yang sering muncul dalam keluarga yang kreatif,. Keluarga kreatif juga cenderung lebih sering berpindah rumah dan penataan rumahnya berbeda dari rumah pada umumnya. Orang tua menemukan tanda – tanda kreatif anaknya pada usia dini dan mendorong serta  memberi banyak kesempatan utnuk mengembangkan bakat yang ada pada diri anaknya. Banyak orang tua dari keluarga yang kreatif mempunyai hobi yang dikembangkan disamping karir mereka. Dan tidak tampak perbedaan antara jenis kelamin menurut Dacey.

4. Kesimpulan yang ditarik dari studi Utami Munandar mengenai hubungan antara perubah keluarga dan kinerja anak ialah pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan orangtua maka akan semakin baik prestasi anak, hasil ini diperkuat oleh penelitian di luar negri dimana kreativitas dikonsepsikan sebagai bertentangan dengan sifat otoriter (Gowan,1967) bahwa kreativitas merupakan manifestasi dari aktualisai diri individu yang berfungsi sepenuhnya (Maslow ,1962) dan bahwa kreativitas dapat berkembang dalam suasana non-otoriter, yang memungkinkan individu untuk berpikir dan menyatakan diri secara bebas, dan dimana sumber dari pertimbangan evaluatif adalah internal (Rogers, dalam Vernon, 1982)

5.  Dari hasil studi Utami Munandar pada tahun 1982 mengenai gambaran mengenai keadaan keluarga anak berbakat intelektual bila dibandingkan dengan keluarga anak yang mempunyai taraf kecerdasan rata-rata, didapatkan bahwa orang tua anak berbakat mempunyai tingkat pendidikan, jabatan professional, dan penghasilan yang lebih tinggi. Dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa orangtua anak berbakat lebih mementingkan “ketekunan” dan “inisiatif” dibandingkan dengan kelompok anak dengan IQ rata-rata.

6.  Cara – cara orangtua dapat merangsang kreativitas anak dirumah ialah dengan penerapan 4P dalam mengembangkan kreativitas anak. Ketika anak sudah mulai menunjukkan minatnya terhadap sesuatu, sebaiknya orangtua langsung tanggap dan segera membantu anak untuk lebih mengenali dirinya dan apa yang ia senangi, dan berilah anak dukungan dan motivasi. Contoh disekitar saya adalah, keponakan saya, dimana sejak balita dia sangat tertarik dengan menggambar, setiap memegang pena, ia pasti selalu ingin menggambar. Dan orangtuanya semenjak melihat minat anaknya tersebut, memberikan sang anak segala peralatan menggambar dan mengajak anaknya untuk menggambar setiap hari. Sampai saat ini dia sudah berumur 7 tahun dan sering memenangkan lomba menggambar.

7. Sikap orangtua yang dapat mengembangkan kreativiatas anak adalah orang tua membantu anak dalam menemukan minat-minat mereka yang paling mendalam dengan mendorong anak melakukan kegiatan yang beragam, menunjukkan kesempatan, dan kemungkinan yang ada.

Hal 116
2.   Tiga kategori karakteristik guru anak berbakat dan ciri-cirinya:
-     Karakteristik  Filosofis
cara guru memandang pendidikan mempunyai dampak terhadap pendekatan mereka terhadap cara mengajar.
-     Karakteristik  Profesional
Dapat dikembangkan melalui pelatihan dalam jabatan (in-service training) seperti kemampuan untuk mempergunakan ketrampilan dinamika kelompok, teknik, dan strategi yang maju (advanced) dalam mata ajaran tertentu, memberikan pelatihan in-quiry, dan memahami computer.
-     Karakteristik Pribadi
Mencakup memahami, dan menerima diri sendiri, mempunyai kekuatan ego, kepekaan terhadap orang lain, minat intelektual diatas rata-rata, serta bertanggungjawab terhadap perilaku diri sendiri dan akibatnya. 

5. Kita dapat memanfaatkan peran mentor sebagai narasumber untuk program berbakat adalah dengan cara program sekolah dapat menunjuk mentor untuk melengkapi pendidikan anak berbakat. Mentor ini biasanya sukarelawan dari masyarakat yang mengundanganak berbakat untuk mengunjungi tempat kerja mereka.

9. Kegiatan yang dapat merangsang kreativitas anak disekolah adalah
- kegiatan ekstrakurikuler
- kegiatan belajar outdoor
      - kegiatan prakarya

10. Unsur – unsur yang penting dalam merancang strategi mengajar yang meningkatkan kreativitas siswa :
  • Memberi penilaian tidak hanya oleh guru tetapi juga melibatkan siswa
  • Pemberian hadiah sebaiknya yang intangible, dan yang berkaitan dengan kegiatan yang sedang dilakukan, serta
  • Memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih topic atau kegiatan belajar mengajar sampai batas tertentu  
11. Desain ruang kelas yang memudahkan belajar mengajar secara kreatif 

  

Thursday, October 6, 2011

Am I The Creative One?

Sebelum mengikuti mata kuliah Kreativitas ini, yang ada dalam pikiran saya adalah bahwa kreativitas itu merupakan saat dimana kita berhasil menciptakan suatu karya yang "Out of The Box". Tetapi setelah saya masuk dan membaca buku Utami Munandar, yang mana merupakan buku panduan dalam mata kuliah ini, saya mendapat banyak pengetahuan baru mengenai kreativitas. 

Kreativitas mengharuskan kita untuk berpikir secara divergen, dimana kita memandang sesuatu tidak hanya dari satu sudut pandang, tetapi banyak. Kreativitas memiliki empat aspek penting, yaitu pribadi, pendorong, proses, dan produk (4P). Keempat aspek tersebut haruslah saling berintegrasi. Saya sendiri, ketika Ibu Dina menanyakan tingkat kreativitas saya bagaimana, menjawab kreativitas saya tinggi. Hal ini didasarkan atas apa yang saya baca di buku Utami Munandar, terkait bagaimana ciri-ciri pribadi yang kreatif. Dimana dikatakan bahwa pribadi yang kreatif memiliki tingkat energi, spontanitas, dan kepetualangan yang luar biasa; keinginan besar untuk mencoba aktivitas yang baru; memiliki rasa humor yang tinggi, dapat melihat masalah dari berbagai sudut, dan memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep, atau kemungkinan-kemungkinan yang dikhayalkan; kecenderungan untuk lebih tertarik kepada hal-hal yang rumit dan misterius; minat seni dan keindahan lebih kuat dari rata-rata. Walaupun ada ciri yang tidak saya penuhi yaitu bahwa pribadi kreatif lebih terorganisasi dalam tindakan, rencana inovatif serta produk orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang lebih dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya. sedangkan saya sendiri merupakan pribadi yang sangat spontan sehingga tidak terlalu sistematis dalam melakukan sesuatu.

Harapan saya setelah lulus dari mata kuliah Kreativitas ini adalah bahwa saya dapat menjadi pribadi yang benar-benar kreatif dan dapat menciptakan hal-hal baru yang nantinya akan bermanfaat bagi orang banyak.

Wednesday, October 5, 2011

The 4P Approach & Development of Creativity

Seperti yang sudah dijelaskan di post sebelumnya, bahwa empat P merupakan aspek dari kreativitas yaitu Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk. Dalam pengembangan kreativitas, empat P ini digunakan sebagai strategi untuk menciptakan produk kreativitas yang konstruktif dan bermakna.

Dalam buku "Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat" yang ditulis oleh Utami Munandar, dituliskan bahwa pribadi yang kreatif memiliki ciri-ciri seperti:
  • Menurut Treffinger, Pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang lebih dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya.
  • Tingkat energi, spontanitas, dan kepetualangan yang luar biasa sering tampak pada orang kreatif
  • Keinginan besar untuk mencoba aktivitas yang baru.
  • Memiliki rasa humor yang tinggi, dapat melihat masalah dari berbagai sudut, dan memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep, atau kemungkinan-kemungkinan yang dikhayalkan.
  • Kecenderungan untuk lebih tertarik kepada hal-hal yang rumit dan misterius.
  • Minat seni dan keindahan lebih kuat dari rata-rata.
Dari semua ciri-ciri diatas, saya tidak memiliki semua cirinya, tetapi hanya beberapa. Seperti pada poin pertama dikatakan bahwa pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Sedangkan saya merupakan pribadi yang sangat tidak terorganisir. Hal ini dapat dilihat dari proses pengerjaan produk kreatif saya, dimana saya tidak menggunakan pensil maupun penggaris untuk membuat sketsa rancangan terlebih dahulu. 


"Press" atau Pendorong

Terdapat dua dorongan dalam individu untuk berkreativitas, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. 
Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang muncul dari dalam diri individu. Saya sendiri, mempunyai motivasi ini cukup kuat. Keinginan saya untuk berkreativitas sangat besar, bukan hanya ketika saya mengikuti mata kuliah kreativitas saja. Dari kecil, saya sudah senang menciptakan apa yang saya pikirkan menjadi nyata. 
Sedangkan motivasi ekstrinsik saya dapatkan dari stimulus yang diberikan oleh ibu Dina yaitu dengan memberi dukungan dan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas melalui mata kuliah kreativitas.

Proses Kreatif

Teori tradisional yang dikemukakan Wallas pada tahun 1926 dalam bukunya The Art of Thought (Piirto, 1992), yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap, yaitu:
1. Persiapan
2. Inkubasi
3. Iluminasi
4. Verifikasi

Didasarkan oleh empat tahap diatas, 
Pada tahap pertama, ketika Bu Dina memberikan kertas sebanyak 19 lembar, saya secara langsung berfikir akan saya apakan kertas-kertas ini. Dalam tahap ini saya sedang mencari pemecahan masalah yang diberikan.
Tahap kedua, yaitu tahap inkubasi, dimana saya mencari insight atau inspirasi.
Tahap ketiga, yaitu tahap iluminasi, dimana saya akhirnya menemukan inspirasi untuk memecahkan permasalahan.
Tahap keempat, tahap verifikasi, dimana saya mulai merealisasikan pemecahan masalah yang telah saya temukan tadi.
   
Produk Kreatif

Pada pribadi yang kreatif jika memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang menunjang (press) dan lingkungan mendukung terjadinya proses kreatif, maka produk kreatif pun akan muncul.

Demikian bagaimana empat P dalam proses berkreativitas saya dalam membuat replika TV. 
Semoga bermanfaat.